Minggu, 28 April 2013

Aku Sukanya Kamu Part III

Sebuah motor ninja memasuki tempat parkir, ayun bergegas turun dan menelusuri kembali tempat-tempat yang ia singgahi semalam. Dengan teliti ia mencari, namun hasilnya nihil. Dia pun sempat bertanya pada satpam dan tukang parkir, tetapi mereka juga tidak tahu. Akhirnya dengan pasrah dia berpesan kepada mereka jika menemukan sebuah ID card atas nama dirinya, mohon untuk menghubungi pada nomer yang tertera di kartu nama yang ia titipkan pada mereka.
            Saat melihat  jam tangan sport dipergelangan tangan, ia terhenyak, sudah lebih dari dua jam dia terlambat pada press conference di gedung Negara. Tanpa membuang waktu lama, ia segera menuju motornya, namun sebuah panggilan pada telefon seluler menghentikan langkanya sejenak.

“ Haloo jun..?”
“ Aya.. kamu gak kenapa-kenapa kan ? firasatku gak enak “ Jawab lelaki di sebrang sana dengan lembut.
“ Juuunn.. ada masalah.. tapi aku gak bisa cerita sekarang.. aku telefon kamu nanti ya “ Rajuknya.
“ Oh ok.. ati-ati ya dear..” Jawab lelaki itu singkat lalu memutuskan sambungan telfonya. Ayun Nampak heran, kenapa lelaki itu, Arjuna, selalu tahu kalau ia sedang dalam masalah.” Entahlah..” Elaknya dalam hati. Perasaan ayun jauh lebih baik setelah mendengar suara lebut arjuna, sahabat baik yang sudah lama dikenalnya. Dan itu mampu membuatnya jauh lebih tenang, dengan segera ia menyalakan mesin motor lalu melaju cepat menuju kantor, lebih siap menerima sanksi atas keteledorannya.

***
“ Eum.. kayaknya ini deh tempatnya.. “ Ujar andra sambil mencocokan alamat di kartu nama yang ia pegang dengan alamat yang tertera pada plang perusahaan. Setalah ia memarkirkan mobil biru kesayangannya, kakinya melangkah pasti memasuki perusahaan tersebut.
Sepanjang jalan menuju ruang informasi, semua mata tertuju padanya, wajar saja, penampilannya yang segar dan menarik membuat dia jadi pusat perhatian.
“ Selamat siang.. mba.. kalau pemilik ID card ini bagian apa ya? Ruang kerjanya dimana ?” Tanya andra.
“ Oooh.. eza.. dia bagian news development mas.. reporter tepatnya.. ruangannya di lantai 3.. ada tulisannya koq.. “ Jawab sang resepsionist.
“ Kira-kira dia ada gak ya mba?”
“ Naah kebetulan banget.. dia udah datang dari 15 menit yang lalu.. ke sana aja mas.. takut  mobile lagi.. reporter gitu loh..” Saran sang resepsionis.
“ Ah iya.. terima kasih ya mba “ Jawab andra sambil tersenyum manis.
“ Sama-sama mas ganteng.. “ Sahut sang resepsionis yang membuat andra sedikit kaget.
            Andra hanya tersenyum tipis menanggapinya, ia memilih untuk menuju langsung di lantai tiga seperti petunjuk resepsionis tadi. Tak butuh waktu lama, ia sudah berapa di depan sebuah ruangan dengan dekorasi minimalis namun artistic yang bertuliskan “News Development”.  Namun, saat ia akan melangkah, sebuah suara bentakan keras seorang laki-laki dari dalam ruangan bertuliskan “Pimpinan Redaksi” membuatnya berhenti. Ia lebih tertarik mencuri dengar apa yang sedang terjadi, entah apa yang membuatnya ingin tahu. Dia tidak memperdulikan pandangan aneh para karyawan lain yang lewat. Sedikit ia menangkap perkataan seorang lelaki yang tampaknya pimpinan redaksi,
“ Saya kan sudah ribuan kali mengingatkan bahwa kalian harus disiplin dalam hal apapun.. pun dengan hal sekecil itu.. PAHAM ?!” Bentaknya.
“ Saya minta maaf pak karena keteledoran saya.. tapi sungguh.. “ Andra mendengar jawaban seorang wanita, ia merasa kenal dengan suara itu. Belum selesai ia mendengar penjelasan sang wanita, sebuah tepukan di bahu mengagetkan dan membuyarkan konsentrasi andra.
“ Ngapain lu ?” Tanya seorang gadis bertubuh mungil padanya.
“ Aaah.. guwa mau ngebalikin barang nih “ Jawab andra sedikit terbata, karena kaget.
“ Teruuus.. ?? mana barangnya..?! Jangan sembarangan nguping ya mas.. walau lu ganteng.. percuma klo gak sopan ! “ Jelasnya ketus.
“Gila niih cewe.. apa semua pegawai di sini blak-blakan ya?” Keluhnya dalam hati.
“Euum.. guwa mau ngembaliin sendiri.. ada yang perlu gua sampein soalnya..!” Terang andra.
“ Kayaknya lu orang kantoran deh.. seharusnya lu tau proseduralnya gimna kan ? Ini bukan pasar mas “ Ucap cewe itu bertambah pedas.
“ Ok.. sorry.. bisa tolong lu anter gua ke pemilik ID ini ? Freezza A. Freya..?” Andra mencoba sabar.
“ Oooh.. eza.. orangnya lagi dipanggil sama pimred.. tuh.. ruangannya.. “ Tunjuk wanita itu pada sebuah ruangan yang baru saja andra curi dengar.
“AAh pantas.. kayak kenal suaranya..” Ujar andra dalam hati.
“ Ok thanks.. guwa tunggu di sini “ Jawab andra yang disambut tatapan setuju wanita mungil di depannya.
“ Lu bisa duduk di ruang tunggu.. ikutin guwa “ Ajak wanita itu.
            Saat andra hendak mengikutinya, wanita yang ia cari, Freezaa A. Freya, yang akrab dipanggil ayun atau eza, keluar dari ruangan pimred dengan mata berkaca-kaca lalu berjalan cepat menuju pintu keluar. Tanpa menghiraukan panggilan si mungil, andra mengikuti wanita itu perlahan. Dari belakang tampak bahunya naik turun, Ayun memilih turun melalui tangga darurat di bandingkan menggunakan lift. Andra paham kenapa ayun melakukan itu. Ada rencana lain dalam otak andra, karena itu ia memilih naik lift agar bisa sampai lebih dulu dari pada ayun.

***
            Dalam benak ayun, perasaannya campur aduk, jelasnya yang ia dia lakukan sekarang hanya menangis. Perkataan pimred tadi, entah mengapa begitu menyakitkan padahal ia sudah sering mendengar yang lebih dari ini.
            Keputusan skorsing 3 hari padanya, dirasa ayun cukup untuk menenangkan diri walau ia masih merasa tidak adil karena ini bukan sepenuhnya kesalahan dirinya. Teringat kejadian malam kemarin membuat emosinya semakin naik dan air mata mengalir semakin deras.
Saat sampai di depan ninja biru kesayangannya, ia mengeluarkan ponsel lalu,
“Jun.. boleh pinjem bahu kamu gak ?? “ Tanya ayun dengan suara parau.
“ Aya sayang.. kamu dimana sekarang ?” Jawab lelaki di sebrang sana, arjuna, atau biasa dipanggil Jun, khawatir.
“ A..aku menuju taman jun..” Ucapnya.
“Ok.. aku ke sana ya.. kalau kamu belum bisa ngontorl emosi.. jangan naik motor.. pake taksi aja ya.. “ Arjuna coba member sara.
“ Aku masih terkendali jun.. maaf ya.. selalu aja gini.. bikin kamu..” belum selesai ayun mengatakannya, arjuna memotong “ Aku akan melakukan apapun buat kamu.. jangan berfikir yang enggak-enggak ya..” Jelas arjuna lembut lalu memutuskan sambungan ponselnya.
            Sedikit desiran menyelinap hati ayun, entah apa itu, yang jelas, perkataan arjuna selalu bisa menenangkan hatinya. Sahabat baiknya itu terlalu baik, terkadang ia berfikir ada rasa lain di antara mereka namun itu terlalu tak berdasar.
            Tanpa menunggu waktu, distaternya si biru lalu melaju dengan kencang meninggalkan parkiran. Selama perjalanan, terus terbanyang pertengkarannya dengan pimred dan kejadian malam itu. Air mata kembali menetes, semakin deras, dan ia memacu motornya dengan lebih cepat. Saat lampu merah, motornya terpaksa berhenti, ayun terisak di atas motor.
“ Kamu itu bodoh atau apa sih ? bekerja sudah lama tapi tidak ada perkembangan ! Otak dipakai dong.. ID hilang bukan perkara besar, semua bisa dikomunikasikan, apalagi kamu sering kan bolak-balik gedung Negara ? Saya kan sudah ribuan kali mengingatkan bahwa kalian harus disiplin dalam hal apapun.. pun dengan hal sekecil itu.. PAHAM ?! “ Terbayang kembali teguran yang sarat makian itu. Lagi-lagi membuat air matanya mengalir. Sengaja ia tidak membuka helm, cukuplah ia sembunyikan sendiri.
            Tanpa ayun sadari, sepasang mata memandangnya dengan bermacam makna dan rasa dari dalam sebuah mobil yang berhenti tepat di samping motor ayun. Air mata ayun, cukup membuatnya paham bahwa hal bodoh yang dilakukannya tanpa berfikir panjang telah melukai seseorang begitu dalam. Pemilik mata tajam itu berfikir bahwa apa yang telah direncanakannya terasa sia-sia.
 TIIIIIIIIIIINNNNN...! Klakson dari pengemudi lain menyadarkanya bahwa lampu sudah hijau, seketika itu juga ia sadar kalau motor ayun sudah melaju cepat di depan. Kali ini, ia tidak bisa mengejarnya.
“ Maaf..” Sesalnya dalam hati.


bersambung....
-------

Note: 
Guys, mulai sekarang bakalan ada cerpen yang bakalan muncul dipostingan blog ini. Cerpen karangan Hafizhoh Ahmad, seorang wanita hebat yang bertugas sebagai scriptwriter, presenter di CITV Cirebon. Dia adalah teman saya, jadi selamat membaca. Buat belum baca cerita sebelumnya silahkan buka link ini: 

0 komentar:

Posting Komentar