Sabtu, 30 November 2013

Curhat Kecil Tentang Bagaimana Mencintai Sebuah Proses

Percaya atau nggak dunia ini semakin hari semakin berat. Eiiittssss bukan bermaksud gue nimbang berat bumi. Ngaaaak ngaaaaak! PAKE APAAN NIMBANGNYA? Maksudnya gini loh, semakin lama kita hidup didunia selarasnya umur kita semakin bertambah dong. Naah! bukan umur aja yang bertambah, beban hidup juga. Hahahaha....

Semuanya pasti punya beban hidup kan? Termasuk gue. Perbedaannya, mampukah kita sebagai manusia yang tinggal dibumi pertiwi yang kucinta ini dapat mengatasinya. Disini diuji juga tingkat kedewasaan seseorang, apakah dengan mudahnya ia menyerah dan ingin segara mendapatkan sesuatu yang instan atau dia terus berjuang, gak peduli sakitnya seperti apa pokoknya berjuang sampai titik darah penghabisan. Udah jarang kali ya orang yang mau memperjuangkan sesuatu sampai titik darah penghabisan kecuali orang tersebut udah bener-bener cinta atau GILA!


Menurut gue nggak ada salahnya sih memperjuangkan sesuatu sampai titik darah penghabisan. Toh batu juga bisa terkikis oleh rintikan hujan demi sedikit. Iya nggak? 

Tapi ada strateginya soob. Lo gak boleh asal-asalan memperjuanginnya. Kalo asal-asalan lo gak punya tujuan! Pikirin deh strategi apa yang bakalan kalian lakuin untuk ngejuanginnya. Mau dari A -Z, Z - A harus kalian persiapkan. Yang terpenting kalian gak asala-asalan sob!

Konon katanya jomblowan dan jomblowati demi mendapatkan seorang pasangan juga harus melalui perjuangan yang ekstra dan strategi yang berlika-liku. Udah usaha gini-gitu ehhh masih ditoak juga, belum lagi dia udah ngeluarin segalanya demi ngedapetin pasangan masih belum berhasil juga. Tapi santai sooooob, kalo lo tulus gue jamin usaha kalian gak sia-sia!!

Perhatiin deh, batu yang terkikis oleh rintikan hujan. Butuh waktu kan hingga batunya terkikis? Lo juga sob! Jangan nyerah deh, pokoknya jangan nyerah. Mau lo dicampakking, mau lo dikhianatin, disakiti atau sampai gak dianggap sekalipun, itu cuma proses. Kita harus belajar disebuah proses, supaya gak kejatoh dilubang yang sama.

Mungkin jomblowan dan jomblowati yang jauh disana saat ini udah bahagia dengan pasangan yang bahagia memilikinya. Bukan pasangan yang bangga atas cinta, tahta dan harta.  

Miko (Serial Webisode Malam Minggu Miko) udah punya pacar, masa lo nggak? Dimana perjuangan lo? Dimana niat tulus lo?

Kalo nyari pasangan hanya sekedar mau ciuman, petting, blowjob sampe freesex sekalipun gampaang! Siapin aja duit Rp. 100.000 - Rp. 1.000.000, "jajan" deh sono. Gak perlu mikirin yang namanya sebuah proses arti dari mencintai. Kalian gak belajar dari yang namanya proses mencintai dan dicintai. Kabar buruknya kalo lo ngelakuin freesex, hidup lo bakal susah.

Banyak temen gue yang ngerasain. Dimulai dari dipersulit skripsinya, rejeki, jodoh untuk nikah sampe dipersulit untuk dapat keturunan (anak). Inget, azab Tuhan sangat pedih!

Coba deh lo liat seseorang yang bukan dari sisi perfeksionis menurut lo. Liat bagaimana dia dengan tulusnya mencintai lo, ngebahagian lo dengan segala perjuangannya. Dia sampe ngebuang waktu, ngebuang harta demi ngebahagian lo. Dia gak mau ngebuat lo sedih.

Orang yang kayak gitu menurut gue yang bisa buat hidup lo "sempurna". Dia akan ngejuangin segalanya, gak peduli siang malam, hujan cerah.

Sekarang tinggal bagaimana kita belajar mencintai ketidaksempurnaan.

Oh iya, menurut gue jika mencintai seseorang lebih baik menjadi diri sendiri bukan orang lain :)

Nb: Ini curhatan gue aja sih, jadi mohon maaf kalo gak jelas postingannya dan agak berantakan.

0 komentar:

Posting Komentar