Minggu, 28 Oktober 2012

True Love

Kemarin aku sempet ngetwit gini:

@ekodenni


Pernah kepikiran nggak sih bagaimana kalo dunia ini akan berakhir?

Menurut aku, dunia akan berakhir jika nggak ada lagi yang mencintai kita. Nggak ada disamping kita, nggak ada yang nemenin kita, nggak ada yang bener-bener menyayangi dan mencintai kita. Jika seperti itu, maka percuma rasanya hidup. Toh kita ngerasa sepi dan sendiri. Mau ngelakuin apapun percuma. Nggak ada yang ngeliat kita, nggak ada yang merhatiin kita.


Manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang selalu butuh bantuan orang lain tanpa terkecuali. 

Akhirnya kalo kita udah ngerasa sendiri dan sepi, ujung-ujungnya bunuh diri atau minimalnya bisa jadi gila.

Tapi Alhamdulillahirabbil'alamin, aku terlahir sebagai muslim. Dan terlahir diakhir zaman.

Kenapa?

Manusia diakhir zaman sangat spesial. Terbukti Rasulullah, Nabi Muhammad SAW terlahir diakhir zaman. Beliaulah sosok panutan, yang sudah seharusnya kita contoh. Bukan Obama, Jokowi, J.Zanetti, Ariel, Dahlan Iskan, BJ Habibie atau lainnya yang menjadi panutan kita. Hanya Rasulullah SAW yang boleh menjadi panutan kita.

Kecintaan Rasulullah SAW terhadap umatnya diakhir zaman sudah nggak diragukan lagi. Terbukti sebelum beliau wafat, hanya umatnya yang dia pikirkan. "Ummatii, ummatii, ummatii?". Subhanallah, begitu cintanya Rasul kepada kaumnya.

Nah! Jadi dunia belum berakhir, walaupun pacarmu, istri/suamimu, keluargamu, teman-temanmu, sahabatmu atau orang tuamu sudah nggak menyayangi/mencintaimu lagi. Masih ada Rasulullah SAW yang masih mencintai kita.


Jujur, aku kangen. Kangeeeeeen sama Rasulullah SAW. Menurut aku, inilah bentuk LDR yang sangat teramat jauh, teramat setia, teramat cinta. Bentuk LDR yang aku rasain saat ini dengan pacarku belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan rasa cinta Rasul terhadap umatnya. Rasanya bila kita mengkhianati cinta beliau, apakah kita masih dianggap sebagai umatnya?


Marilah kita bershalawat kepadanya:
Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa shol laita ‘alaa ibroohiim, wa baarik ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa baarokta ‘alaa  ibroohiim innaka hamiidum majiid.
“Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada istri-istri beliau dan keturunannya,sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim. Ya Allah, Berkahilah Muhammad dan isteri-isteri beliau dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim,Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia”

Coba nikmati firman Allah SWT yang satu ini:
“Dialah yang bershalawat kepadamu (wahai manusia) dan malaikat-Nya (dengan memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman” (QS al-Ahzaab:43).

Sudah begitu jelas, dunia ini belum akan berakhir jika kita memahaminya, menikmatinya dan bersyukur kepadaNya. Begitu besar cinta Rasulullah SAW terhadap umatnya. Akankah kita mengkhianati cintanya?

Oh ia, jangan lupa. Selain Rasulullah SAW ada ALLAH SWT yang sangat mencintai hamba-Nya.

"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Maidah: 54)"


Subhanallah, sudah jelas dalam ayat diatas kita lihat bahwa Allah SWT lebih mendahulukan cinta-Nya kepada hambanya daripada cinta hamba-Nya terhadap-Nya. Padahal Allah SWT sendiri tidak memerlukan untuk mencintai hamba-Nya atau dicintai.



Akankah kita mengkhianati cinta Rasulullah SAW dan Allah SWT yang begitu besarnya? Bismillahirrahmanirrahim, semoga kita tidak mengkhianatinya. :)



0 komentar:

Posting Komentar