Sebuah motor ninja
memasuki tempat parkir, ayun bergegas turun dan menelusuri kembali
tempat-tempat yang ia singgahi semalam. Dengan teliti ia mencari, namun
hasilnya nihil. Dia pun sempat bertanya pada satpam dan tukang parkir, tetapi
mereka juga tidak tahu. Akhirnya dengan pasrah dia berpesan kepada mereka jika
menemukan sebuah ID card atas nama dirinya, mohon untuk menghubungi pada nomer
yang tertera di kartu nama yang ia titipkan pada mereka.
Saat melihat jam tangan sport dipergelangan tangan, ia
terhenyak, sudah lebih dari dua jam dia terlambat pada press conference di
gedung Negara. Tanpa membuang waktu lama, ia segera menuju motornya, namun
sebuah panggilan pada telefon seluler menghentikan langkanya sejenak.
“ Haloo jun..?”
“ Aya.. kamu gak
kenapa-kenapa kan ? firasatku gak enak “ Jawab lelaki di sebrang sana dengan
lembut.
“ Juuunn.. ada
masalah.. tapi aku gak bisa cerita sekarang.. aku telefon kamu nanti ya “
Rajuknya.
“ Oh ok.. ati-ati
ya dear..” Jawab lelaki itu singkat lalu memutuskan sambungan telfonya. Ayun
Nampak heran, kenapa lelaki itu, Arjuna, selalu tahu kalau ia sedang dalam
masalah.” Entahlah..” Elaknya dalam hati. Perasaan ayun jauh lebih baik setelah
mendengar suara lebut arjuna, sahabat baik yang sudah lama dikenalnya. Dan itu
mampu membuatnya jauh lebih tenang, dengan segera ia menyalakan mesin motor
lalu melaju cepat menuju kantor, lebih siap menerima sanksi atas
keteledorannya.
***
“ Eum.. kayaknya ini
deh tempatnya.. “ Ujar andra sambil mencocokan alamat di kartu nama yang ia
pegang dengan alamat yang tertera pada plang perusahaan. Setalah ia memarkirkan
mobil biru kesayangannya, kakinya melangkah pasti memasuki perusahaan tersebut.
Sepanjang
jalan menuju ruang informasi, semua mata tertuju padanya, wajar saja,
penampilannya yang segar dan menarik membuat dia jadi pusat perhatian.
“ Selamat siang.. mba..
kalau pemilik ID card ini bagian apa ya? Ruang kerjanya dimana ?” Tanya andra.
“ Oooh.. eza.. dia
bagian news development mas.. reporter tepatnya.. ruangannya di lantai 3.. ada
tulisannya koq.. “ Jawab sang resepsionist.
“ Kira-kira dia ada
gak ya mba?”
“ Naah kebetulan
banget.. dia udah datang dari 15 menit yang lalu.. ke sana aja mas.. takut mobile lagi.. reporter gitu loh..” Saran sang
resepsionis.
“ Ah iya.. terima
kasih ya mba “ Jawab andra sambil tersenyum manis.
“ Sama-sama mas
ganteng.. “ Sahut sang resepsionis yang membuat andra sedikit kaget.
Andra hanya tersenyum tipis menanggapinya,
ia memilih untuk menuju langsung di lantai tiga seperti petunjuk resepsionis
tadi. Tak butuh waktu lama, ia sudah berapa di depan sebuah ruangan dengan
dekorasi minimalis namun artistic yang bertuliskan “News Development”. Namun, saat ia akan melangkah, sebuah suara
bentakan keras seorang laki-laki dari dalam ruangan bertuliskan “Pimpinan
Redaksi” membuatnya berhenti. Ia lebih tertarik mencuri dengar apa yang sedang
terjadi, entah apa yang membuatnya ingin tahu. Dia tidak memperdulikan pandangan
aneh para karyawan lain yang lewat. Sedikit ia menangkap perkataan seorang
lelaki yang tampaknya pimpinan redaksi,
“ Saya kan sudah
ribuan kali mengingatkan bahwa kalian harus disiplin dalam hal apapun.. pun
dengan hal sekecil itu.. PAHAM ?!” Bentaknya.
“ Saya minta maaf
pak karena keteledoran saya.. tapi sungguh.. “ Andra mendengar jawaban seorang
wanita, ia merasa kenal dengan suara itu. Belum selesai ia mendengar penjelasan
sang wanita, sebuah tepukan di bahu mengagetkan dan membuyarkan konsentrasi andra.
“ Ngapain lu ?”
Tanya seorang gadis bertubuh mungil padanya.
“ Aaah.. guwa mau
ngebalikin barang nih “ Jawab andra sedikit terbata, karena kaget.
“ Teruuus.. ?? mana
barangnya..?! Jangan sembarangan nguping ya mas.. walau lu ganteng.. percuma
klo gak sopan ! “ Jelasnya ketus.
“Gila niih cewe..
apa semua pegawai di sini blak-blakan ya?” Keluhnya dalam hati.
“Euum.. guwa mau
ngembaliin sendiri.. ada yang perlu gua sampein soalnya..!” Terang andra.
“ Kayaknya lu orang
kantoran deh.. seharusnya lu tau proseduralnya gimna kan ? Ini bukan pasar mas
“ Ucap cewe itu bertambah pedas.
“ Ok.. sorry.. bisa
tolong lu anter gua ke pemilik ID ini ? Freezza A. Freya..?” Andra mencoba
sabar.
“ Oooh.. eza..
orangnya lagi dipanggil sama pimred.. tuh.. ruangannya.. “ Tunjuk wanita itu
pada sebuah ruangan yang baru saja andra curi dengar.
“AAh pantas.. kayak
kenal suaranya..” Ujar andra dalam hati.
“ Ok thanks.. guwa
tunggu di sini “ Jawab andra yang disambut tatapan setuju wanita mungil di
depannya.
“ Lu bisa duduk di
ruang tunggu.. ikutin guwa “ Ajak wanita itu.
Saat andra hendak mengikutinya,
wanita yang ia cari, Freezaa A. Freya, yang akrab dipanggil ayun atau eza,
keluar dari ruangan pimred dengan mata berkaca-kaca lalu berjalan cepat menuju
pintu keluar. Tanpa menghiraukan panggilan si mungil, andra mengikuti wanita
itu perlahan. Dari belakang tampak bahunya naik turun, Ayun memilih turun
melalui tangga darurat di bandingkan menggunakan lift. Andra paham kenapa ayun
melakukan itu. Ada rencana lain dalam otak andra, karena itu ia memilih naik
lift agar bisa sampai lebih dulu dari pada ayun.
***
Dalam benak ayun, perasaannya campur
aduk, jelasnya yang ia dia lakukan sekarang hanya menangis. Perkataan pimred
tadi, entah mengapa begitu menyakitkan padahal ia sudah sering mendengar yang
lebih dari ini.
Keputusan skorsing 3 hari padanya,
dirasa ayun cukup untuk menenangkan diri walau ia masih merasa tidak adil
karena ini bukan sepenuhnya kesalahan dirinya. Teringat kejadian malam kemarin
membuat emosinya semakin naik dan air mata mengalir semakin deras.
Saat
sampai di depan ninja biru kesayangannya, ia mengeluarkan ponsel lalu,
“Jun.. boleh pinjem
bahu kamu gak ?? “ Tanya ayun dengan suara parau.
“ Aya sayang.. kamu
dimana sekarang ?” Jawab lelaki di sebrang sana, arjuna, atau biasa dipanggil
Jun, khawatir.
“ A..aku menuju
taman jun..” Ucapnya.
“Ok.. aku ke sana
ya.. kalau kamu belum bisa ngontorl emosi.. jangan naik motor.. pake taksi aja
ya.. “ Arjuna coba member sara.
“ Aku masih
terkendali jun.. maaf ya.. selalu aja gini.. bikin kamu..” belum selesai ayun
mengatakannya, arjuna memotong “ Aku akan melakukan apapun buat kamu.. jangan
berfikir yang enggak-enggak ya..” Jelas arjuna lembut lalu memutuskan sambungan
ponselnya.
Sedikit
desiran menyelinap hati ayun, entah apa itu, yang jelas, perkataan arjuna
selalu bisa menenangkan hatinya. Sahabat baiknya itu terlalu baik, terkadang ia
berfikir ada rasa lain di antara mereka namun itu terlalu tak berdasar.
Tanpa menunggu waktu, distaternya si
biru lalu melaju dengan kencang meninggalkan parkiran. Selama perjalanan, terus
terbanyang pertengkarannya dengan pimred dan kejadian malam itu. Air mata
kembali menetes, semakin deras, dan ia memacu motornya dengan lebih cepat. Saat
lampu merah, motornya terpaksa berhenti, ayun terisak di atas motor.
“ Kamu itu bodoh
atau apa sih ? bekerja sudah lama tapi tidak ada perkembangan ! Otak dipakai
dong.. ID hilang bukan perkara besar, semua bisa dikomunikasikan, apalagi kamu
sering kan bolak-balik gedung Negara ? Saya kan sudah ribuan kali mengingatkan
bahwa kalian harus disiplin dalam hal apapun.. pun dengan hal sekecil itu..
PAHAM ?! “ Terbayang kembali teguran yang sarat makian itu. Lagi-lagi membuat
air matanya mengalir. Sengaja ia tidak membuka helm, cukuplah ia sembunyikan
sendiri.
Tanpa ayun sadari, sepasang mata
memandangnya dengan bermacam makna dan rasa dari dalam sebuah mobil yang
berhenti tepat di samping motor ayun. Air mata ayun, cukup membuatnya paham
bahwa hal bodoh yang dilakukannya tanpa berfikir panjang telah melukai
seseorang begitu dalam. Pemilik mata tajam itu berfikir bahwa apa yang telah
direncanakannya terasa sia-sia.
TIIIIIIIIIIINNNNN...! Klakson dari pengemudi
lain menyadarkanya bahwa lampu sudah hijau, seketika itu juga ia sadar kalau
motor ayun sudah melaju cepat di depan. Kali ini, ia tidak bisa mengejarnya.
“ Maaf..” Sesalnya
dalam hati.
bersambung....
-------
Note:
Guys, mulai sekarang bakalan ada cerpen yang bakalan muncul dipostingan blog ini. Cerpen karangan Hafizhoh Ahmad, seorang wanita hebat yang bertugas sebagai scriptwriter, presenter di CITV Cirebon. Dia adalah teman saya, jadi selamat membaca. Buat belum baca cerita sebelumnya silahkan buka link ini:
- Aku Sukanya Kamu Part I http://ekodenniblog.blogspot.com/2012/10/aku-sukanya-kamu-part-i.html
- Aku Sukanya Kamu Part II http://ekodenniblog.blogspot.com/2012/11/aku-sukanya-kamu-part-ii.html
0 komentar:
Posting Komentar